Minggu, 08 Juni 2014

Analisis Time Series Dan Forecastig Data Keuangan
A. Analisis Time Series
            Dalam analisis data keuangan, analisis terhadap data historis diperlukan untuk melihat tren-tren yang mungkin timbul. Kemudian kita bisa menganalisis apa yang terjadi dibalik tren-tren angka tersebut. Data historis perusahaan sebaiknya juga dibandingkan dengan data historis industri untuk melihat apakah tren suatu perusahaan begerak relatif lebih baik terhadap tren industri.
Tahun
ROA
 PT A
ROA Industri
2003
10%
9%
2004
12%
11%
2005
13%
12%
2006
17%
19%
2007
15%
14%
2008
14%
13%
2009
13,50%
12,50%

Perbandingan ROA PT A dengan ROA Industri

Dalam analisis times series perubahan-perubahan struktural yang akan berpengaruh terhadap angka-angka keuangan harus diperhatikan. Perubahan-perubahan struktural terdiri:
1.      Peraturan pemerintah
2.      Perubahan kompetisi
3.      Perubahan tehnologi
4.      Akuisi dan merger (penggabungan perusahaan).
Dalam analisis time series, ada tiga macam pendekatan yang bisa dilakukan, antara lain:
1.      Pendekatan Ekonomi
2.      Pendekatan statistik
3.      Pendekatan visual
B.  Analisis Data Keuangan
Data penjualan mencerminkan empat macam faktor:
1.      Trend
Trend merupakan pergerakan time-series dalam jangka panjang, bisa merupakan trend naik atau turun. Diperlukan waktu 15 – 20 th untuk melihat pola tren tsb. Tren tsb bisa dipengaruhi oleh perubahan jumlah penduduk, perubahan tehnologi dll.
2.      Siklus
Siklus merupakan fluktuasi bisnis dalam jangka yang lebih pendek 2 – 10 th. Belum ada penjelasan yang memuaskan terhadap timbulnya fluktuasi siklus. Lamanya dan besarnya fluktuasi juga sangat beragam dari perusahaan ke perusahaan dan dari industri ke industri.
3.      Musiman
Musiman merupakan fluktuasi yang terjadi dalam lingkup satu tahun. Ada beberapa penyebab timbulnya fluktuasi musiman, misalnya karena peristiwa tertentu (lebaran, tahun baru), karena cuaca ( musim hujan, kemarau).
4.      Ketidakteraturan
Fluktuasi semacam ini disebabkan karena faktor-faktor yang munculnya tidak teratur, dalam jangka waktu pendek. Misalnya gudang perusahaan terbakar, akibatnya keuntungan perusahaan pada periode itu terpengaruh.
1.   Mengukur Pengaruh Trend
Trend suatu data bisa dilihat dengan cara:
a.       Menggambar dengan tangan
Penggambaran secara langsung bisa dilakukan dengan menarik garis lurus di sekitar data-data yang ada.  Cara semacam ini sangat praktis dan sederhana, tetapi mempunyai kelemahan karena konsistensi cara semacam itu sangat kurang. Cara semacam ini menimbulkan masalah apabila teknik kuantitatif akan digunakan untuk analisis lebih lanjut.
b.      Menggunakan model matematika (metode least square)
Dengan menggunakan metode matematik, garis tren bisa dibuat dengan metode least square.
Yt = a + b X
A dan b dihitung dengan cara sebagai berikut:
a = E(Y) – b E(X)


            b = ∑XY - n ∑(X)  ∑(Y) / ∑X² - n ∑(X)²
           
2.   Trend Sebagai Proyeksi Masa Depan
            Untuk memakai persamaan trend sebagai proyeksi masa depan, seorang analis harus hati-hati terhadap asumsi yang digunakan. Trend garis lurus  mengasumsikan perkembangan yang konstan untuk masa-masa yang akan mendatang. Padahal beberapa situasi, penjualan tumbuh merambat pada periode berikutnya. Mis suatu produk baru diluncurkan, pertumbuhan pada awal periode akan sangat cepat. Kemudian memasuki tahap kedewasaan, pertumbuhan tsb akan semakin melambat.
3.   Analisis Siklus

            Fluktuasi siklus bisnis muncul dalam jangka waktu menengah 2 – 10 tahun. Pengaruh siklus dapat dilihat dengan persentase trend yang dirumuskan sbb:
% tren = (Y/Yt) x 100
4.   Analisis Musiman

Analisis musiman akan bermanfaat pada beberapa situasi. Pertama apabila analis ingin melihat pengaruh musiman dan memanfaatkan informasi tsb untuk tujuan ttt. PT A mempunyai anggaran penjualan th 2009 sebesar Rp.1.000.000.000 (per triwulan Rp.250.000.000) dan mempunyai indeks musiman:
Triwulan I       : 0,99
Triwulan II      : 1,01
Triwulan III    : 0,90
Triwulan IV    : 1,10

Triwulan


(1)
Indeks musiman

(2)
Anggaran Penjualan


(3)
Anggaran penjualan dengan pengaruh  musiman
 (4)=(2)x(3)
I
0,99
Rp.250.000.000
Rp. 247.500.000
II
1,01
Rp.250.000.000
Rp. 252.500.000
III
0,90
Rp.250.000.000
Rp. 225.000.000
IV
1,10
Rp.250.000.000
Rp. 275.000.000
Total anggaran penjualan
Rp.1.000.000.000

Kedua, apabila analis ingin menghilangkan pengaruh musiman untuk melihat pengaruh trend siklus dan ketidakteraturan secara lebih jelas.
Triwulan


(1)
Indeks musiman

(2)
Anggaran Penjualan dengan pengaruh musiman
(3)
Anggaran penjualan tanpa pengaruh  musiman
 (4)=(3)/(2)
I
0,99
Rp. 247.500.000
Rp.250.000.000
II
1,01
Rp. 252.500.000
Rp.250.000.000
III
0,90
Rp. 225.000.000
Rp.250.000.000
IV
1,10
Rp. 275.000.000
Rp.250.000.000
Total anggaran penjualan
Rp.1.000.000.000

C. Metode-Metode Peramalan                                       

Univariate
Multivariate
Mekanis
Model rata-rata bergerak
Model box-jenkins univariat
Model regresi
Model fungsi transfer box-jenkins
Non-mekanis
Pendekatan visual
Pendekatan analis sekuritas


Model Penghalusan Eksponensial

Kelebihannya karena kesederhanaannya dan data yang dibutuhkan tidak banyak.
F t = W A t – 1 + (1 – W) F t – 1

F t        = forecast untuk periode t
A  t – 1   = data sesungguhnya pada periode t – 1
F t – 1     = forecast pada periode t – 1
W        = konstanta dengan nilai antara 0 – 1


Forecast baru = W ( data sesungguhnya saat ini ) + (1 – w) (forecast saat ini)
Atau
F t = A  t – 1 + (1-W) (F t – 1 – A t – 1)
F 2009 = W A 2008 + (1 – W) F 2008


Ada beberapa pendekatan daalam forecasting :
a)  Mekanis  versus non-mekanis
Contoh pendekatan mekanis adalah penggunaan statistik,sedangkan penggunaan non-mekanis adalah penggunaan tren dengan tangan.
b)  Univerate versus Multivariate
Contoh peramalan dengan model univariate adalah penggunaan penghalusan eksponensial,sedangkan contoh peramalan model multivariate adalah regresi berganda atau pendekatan ekonometri.
  
Daftar Pustaka:
http://annisaarumartaarfan.blogspot.com/2013/10/analisis-times-series-dan-forecasting.html
Halim Abdul, dan Mamduh. (2009). “Analisis Laporan Keuangan”. Edisi Keempat. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN